Sasaran pendidikan kita seyogyanya tidak hanya di arahkan kepada pembentukan kecerdasan intelektual belaka, tetapi juga sudah seharusnya beriringan dengan penempaan kecerdasan lainnya yang tidak kalah pentingnya, yakni kecerdasan spiritual, emosial, dan kecerdasan sinestesi.
Keempat jenis kecerdasan yang hendak dicapai tersebut tentunya diajarkan secara holistik di sekolah oleh para guru. Karena apa pun ragam dan jenis mata pelajaran yang diajarkan di sekolah sebagaimana yang diamanat kurikulum, pada prinsipnya tidak berdiri sendiri. Setiap mata pelajaran saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa pembentukan kecerdasan spiritual dan emosional hanyalah tugas dan tanggung jawab para guru-guru agama dan PPKn. Pembentukan kecerdasan sinestesi tugas dan tanggung jawab para guru olahraga dan keterampilan, dan kecerdasan intelektual adalah tugas guru-guru pengetahuan umum dan eksak. Sekarang tidak lagi, semua dituntut mampu mengarahkan anak didiknya untuk mewarisi keempat macam kecerdasan dimaksud dari para gurunya supaya kita tidak hanya mencetak manusia yang cerdas secara intelektual namun miskin akan pengetahuan agama dan kepekaan sosial serta tidak sehat lahir dan batin sebagaimana yang kita lihat dan kita rasakan selama ini. Ada yang cerdas secara intelektual namun di sisi lain ia kehilangan kecerdasan spiritual dan emosionalnya. Sehingga memunculkan sikap arogansi, eksklusif, cuek, masa bodoh, individualis, dan kehilangan sifat silaturrahim dengan sesama. Sebaliknya, ada yang cerdas secara spiritual, namun kuraang cerdas secara intelektual dan emosional, akibatnya adalah ketertinggalan, bertabi'at keras dan militan, kehilangan kesantunan, memiliki pandangan yang picik terhadap kemajuan peradaban, dan tidak memiliki kemampuan berkompetisi di era global yang diharapkan mampu membawa kemajuan bagi ummat. Demikian pula dengan dua macam kecerdasan lainnya. Kalau hanya satu sisi yang dikuasai, tidak yang lainnya, akan sama kekurangannya.
Untuk itulah, mari wujudkan proses belajar mengajar yang mampu memasuki tiap wilayah kecerdasan yang hendak dituju dengan kepiawaian setiap individu pendidik dan pengajar untuk melakukan pendekatan kepada keempat aspek tersebut. Selamat bertugas.
Keempat jenis kecerdasan yang hendak dicapai tersebut tentunya diajarkan secara holistik di sekolah oleh para guru. Karena apa pun ragam dan jenis mata pelajaran yang diajarkan di sekolah sebagaimana yang diamanat kurikulum, pada prinsipnya tidak berdiri sendiri. Setiap mata pelajaran saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa pembentukan kecerdasan spiritual dan emosional hanyalah tugas dan tanggung jawab para guru-guru agama dan PPKn. Pembentukan kecerdasan sinestesi tugas dan tanggung jawab para guru olahraga dan keterampilan, dan kecerdasan intelektual adalah tugas guru-guru pengetahuan umum dan eksak. Sekarang tidak lagi, semua dituntut mampu mengarahkan anak didiknya untuk mewarisi keempat macam kecerdasan dimaksud dari para gurunya supaya kita tidak hanya mencetak manusia yang cerdas secara intelektual namun miskin akan pengetahuan agama dan kepekaan sosial serta tidak sehat lahir dan batin sebagaimana yang kita lihat dan kita rasakan selama ini. Ada yang cerdas secara intelektual namun di sisi lain ia kehilangan kecerdasan spiritual dan emosionalnya. Sehingga memunculkan sikap arogansi, eksklusif, cuek, masa bodoh, individualis, dan kehilangan sifat silaturrahim dengan sesama. Sebaliknya, ada yang cerdas secara spiritual, namun kuraang cerdas secara intelektual dan emosional, akibatnya adalah ketertinggalan, bertabi'at keras dan militan, kehilangan kesantunan, memiliki pandangan yang picik terhadap kemajuan peradaban, dan tidak memiliki kemampuan berkompetisi di era global yang diharapkan mampu membawa kemajuan bagi ummat. Demikian pula dengan dua macam kecerdasan lainnya. Kalau hanya satu sisi yang dikuasai, tidak yang lainnya, akan sama kekurangannya.
Untuk itulah, mari wujudkan proses belajar mengajar yang mampu memasuki tiap wilayah kecerdasan yang hendak dituju dengan kepiawaian setiap individu pendidik dan pengajar untuk melakukan pendekatan kepada keempat aspek tersebut. Selamat bertugas.
PEMBANGUNAN USB...?! Dalam rangka menjelang Wajib belajar 12 tahun dan dalam upaya Perluasan Akses dan Pemerataan Kesempatan Belajar jenjang Menengah Atas dan Kejuruan, maka Disdik Barito Kuala memprogramkan pembangunan 4 buah USB, yaitu : USB SMA Kecamatan Kuripan, USB SMA Kecamatan Tabunganen, USB SMA Kecamatan Bakumpai, dan USB SMK Kecamatan Tamban. Insya Allah pembangunannya akan dimulai di awal bulan Maret 2009. |
TUNTAS WAJAR SEMBILAN TAHUN....??11 Insya Allah Barito Kuala akan tuntas wajar 9 tahun di tahun 2009 ini. Karena APK (Angka Partisipasi Kasar) Batola hingga bulan Desember 2008 sudah mencapai 92,57%, dan Agustus 2009 nanti angka tuntas 95% kemungkinan besar akan dapat diraih. |
0 komentar
Posting Komentar